TintaOtentik.Co – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa efisiensi anggaran sebesar Rp 8,99 triliun pada 2025 tidak akan mempengaruhi gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada Kamis (13/2/2025), ia pastikan bahwa pemangkasan anggaran hanya dilakukan pada belanja operasional yang dianggap tidak mendesak.
“Belanja gaji tetap aman. Efisiensi hanya menyasar belanja barang dan modal, seperti perjalanan dinas, alat tulis kantor (ATK), serta acara seremonial dan peringatan,” jelas Sri Mulyani.
Meski melakukan pemangkasan anggaran, Sri Mulyani pastikan bahwa efisiensi ini tidak akan mengganggu peran utama Kemenkeu dalam mengelola penerimaan negara.
“Kemenkeu punya tugas penting dalam mengumpulkan penerimaan negara. Oleh karena itu, tugas-tugas utama seperti pengawasan dan patroli tetap didukung, namun dilakukan lebih presisi dan efisien,” terangnya.
Selain itu, sistem digital pendukung penerimaan negara seperti Indonesia National Single Window (INSW), sistem inti administrasi perpajakan (Coretax), dan CEISA tetap akan berjalan tanpa gangguan.
Sejumlah pengeluaran yang dianggap tidak mendesak menjadi target efisiensi anggaran, di antaranya:
– Acara seremonial dikurangi signifikan, dari Rp 298,5 miliar menjadi Rp 58,2 miliar.
– Anggaran perjalanan dinas (Perjadin) dipangkas lebih dari setengah, dari Rp 1,526 triliun menjadi Rp 708,97 miliar.
– Belanja layanan jasa, pemeliharaan gedung, serta peralatan yang tidak mendesak ditunda.
Langkah efisiensi yang paling mencolok adalah penghapusan seluruh kegiatan seremonial, termasuk pencetakan, souvenir, banner, dan konsumsi rapat.
“Tidak ada lagi anggaran untuk hal-hal yang sifatnya seremonial. Kami fokus pada kebutuhan utama,” tutur Sri Mulyani.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) juga akan dialihkan ke format daring atau hybrid agar lebih hemat anggaran.
“Bimtek dan Diklat tetap ada, tetapi diselenggarakan secara daring untuk mengurangi biaya,” ucapnya.
Selain itu, penggunaan fasilitas kantor juga akan lebih efisien.
“Peralatan kantor akan digunakan secara bersama. Tidak ada lagi ruang kerja khusus yang hanya dipakai sendiri,” tutupnya.
Laporan: Bagas