TintaOtentik.co – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tak segan segan menyatakan sikap tegasnya terhadap praktik mafia pangan di Indonesia.
Dalam pidatonya saat menghadiri wisuda Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Amran menyatakan komitmennya untuk terus membersihkan sektor pertanian dari para pelaku yang mempermainkan harga dan pasokan kebutuhan pokok.
Dalam kesempatan tersebut, Amran secara terbuka menceritakan pengalamannya saat mengambil langkah tegas menutup perusahaan yang terindikasi kuat terkait mafia beras. Langkah itu bahkan sempat mengundang teguran dari Wakil Presiden.
“Kami juga pernah ditegur wakil presiden gara-gara ada mafia beras kami tutup perusahaannya. Ternyata semuanya adalah pemimpin-pemimpin besar ada di dalamnya,” ungkapnya, Jumat (18/4/2025).
Namun demikian, Amran menegaskan bahwa teguran itu tidak akan menghentikannya. Ia menganggap tindakan tersebut sejalan dengan penegakan hukum dan demi kepentingan rakyat.
“Kami katakan yang penting kami sudah tutup, karena dia melanggar regulasi yang ada di Republik ini,” tegasnya.
Sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas, Amran menyerukan pentingnya membangun sektor pertanian yang bersih dan transparan. Ia ingin memastikan bahwa generasi muda, termasuk para wisudawan, akan mewarisi sektor pertanian yang sehat.
“Kami ingin bersihkan sektor pertanian di Republik ini, karena kami ingin kalian ingin melanjutkan ini nanti,” pesannya.
Tak hanya berhenti di wacana, Amran juga mengungkapkan capaian konkret dalam penindakan mafia pangan. Hingga saat ini, sebanyak 50 pelaku telah ditindak, termasuk mafia beras, pupuk, dan minyak goreng.
“Kemarin mau (mafia) minyak goreng, ada mafia pupuk, ada mafia beras ada 50 sekarang. Kemarin dapat laporan, kami di SMS Kapolri ada 20 sudah tersangka,” jelasnya.
Amran tidak ragu menggunakan istilah keras untuk menggambarkan balasan yang layak bagi para mafia pangan.
“Kami kirim ke nerakanya dunia yang ingin mempermainkan nasib rakyat kecil ini,” lantang Amran.
Bahkan, Amran juga mengungkap bahwa salah satu pejabat internal Kementerian Pertanian telah dicopot dari jabatannya karena terlibat dalam jaringan mafia.
“Kemarin, yang menarik adalah salah satu keluarga pejabat yang aku pecat dan nanti setelah aku pecat baru aku tahu,” ujarnya.
Di tengah kondisi global yang diwarnai krisis pangan, Amran menyebut Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan menuju kemandirian.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Amran menyebut lonjakan sektor pertanian mencapai rekor tertinggi sejak Indonesia merdeka.
“Ada yang menarik capaian pertanian tertinggi selama merdeka itu lompatan produksi pertanian menjadi 16,62 persen. Ini bukan kata saya, tapi ini kata BPS,” beber Amran.
Ia pun menutup dengan peringatan bahwa stabilitas nasional sangat bergantung pada ketahanan pangan.
“Bayangkan kalau Indonesia (harga beras) naik saja Rp20 ribu, negara ini bisa dalam keadaan terancam. Saya selalu katakan, kenapa kalau sektor pertanian bermasalah, negara juga akan bermasalah,” tukasnya.