TintaOtentik.co – Presiden Prabowo Subianto memberikan sinyal kuat mengenai kemungkinan reshuffle kabinet setelah 100 hari masa kerjanya. Ia menegaskan akan menyingkirkan menteri yang tidak bekerja dengan sungguh-sungguh untuk rakyat.
“Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan,” tutur Prabowo kepada awak media di Istora Senayan, Jakarta, (5/2/25).
Prabowo menekankan bahwa rakyat menginginkan pemerintahan yang bersih dan benar-benar bekerja demi kepentingan bangsa.
“Kami ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat, tidak ada kepentingan lain,” katanya.
Sinyal reshuffle ini muncul di tengah penilaian buruk terhadap kinerja sejumlah menteri. Center of Economic and Law Studies (Celios) memberikan rapor merah kepada beberapa menteri dalam Kabinet Merah Putih.
Diketahui, Menteri HAM Natalius Pigai mendapat nilai terburuk dengan -113 poin, diikuti oleh Menteri Koperasi Budi Arie dengan -61 poin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan -41 poin, dan Menteri Kehutanan Raja Juli dengan -36 poin.
Celios juga menilai beberapa menteri paling layak untuk di-reshuffle berdasarkan kinerja buruk mereka. Hasilnya, Raja Juli Antoni menempati posisi tertinggi untuk direshuffle dengan 56 poin, disusul oleh Budi Arie dengan 48 poin, Bahlil Lahadalia dengan 46 poin, dan Natalius Pigai dengan 41 poin.
Selain itu, survei Celios juga menunjukkan bahwa Presiden Prabowo Subianto mendapat rapor 5 dari 10 untuk 100 hari pertamanya, sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memperoleh nilai lebih rendah, yakni 3 dari 10.
Dengan evaluasi yang dilakukan berbagai pihak, langkah reshuffle kabinet tampaknya akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat, terutama bagi para menteri yang dianggap memiliki kinerja buruk.