TintaOtentik.co – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, melakukan peninjauan langsung terhadap program Makan Siang Gratis (MBG) di Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis, 16 Januari 2025. Ia meyakini program MBG ini bukan hanya meningkatkan SDM saja tetapi mampu bangkitkan roda ekonomi masyarakat.
Menurut Abdul Kadir Karding, kunjungannya bertujuan memastikan program MBG berjalan sesuai harapan Presiden Prabowo Subianto dalam menyongsong generasi emas 2045. Peninjauan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Athfal.
“Jadi yang pertama, sengaja kami meninjau makan bergizi hari ini dengan tujuan memastikan program ini berjalan sesuai harapan kita bersama dan harapan Presiden Prabowo. Lalu, kedua memastikan anak-anak happy sebagai penerima manfaat MBG ini. Yang ketiga adalah MBG ini adalah investasi jangka panjang, agar anak-anak kita ini tumbuh dengan kesehatan yang baik, dengan otak yang cerdas,” ujarnya kepada TintaOtentik.co.
Ia menambahkan bahwa program ini sangat penting sebagai investasi masa depan bangsa.
“Ini kira-kira kalau kita hitung dengan nominal itu untungnya jauh lebih besar kita melaksanakan MBG daripada ini tidak dikelola sejak awal. Jadi negara ingin anak-anak ini pada tahun 2045, khususnya saat Indonesia Emas, melahirkan generasi yang unggul, kompetitif, cerdas, dan punya akhlak yang bagus. Itulah generasi yang akan membawa negara ini maju ke depannya,” tambahnya.
Abdul Kadir Karding juga menegaskan bagaimana negara saat ini fokus pada peningkatan kualitas dan pentingnya investasi pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Kalau kita tidak menginvestasikan hal-hal seperti ini, sampai kapanpun tidak akan raih kemajuan. Kita kan sudah berpengalaman sejak merdeka sampai sekarang karena kita belum tata SDM dengan cukup baik. Kita tidak investasi, kita tidak serius di sana, ya hasilnya kita tertinggal dengan negara-negara lainnya,” tuturnya.
“Maka fokusnya adalah pembangunan SDM. Jangan dilihat bahwa program ini menghamburkan duit. Ini adalah investasi jangka panjang,” jelasnya.

Terkait pembiayaan program MBG, ia menjelaskan bahwa anggaran dikelola melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. “Untuk anggaran kita akan kolaborasi antara pusat dengan daerah, nanti akan begitu,” katanya.
Saat ditanya apakah kota Tangsel menjadi salah satu kota yang berhasil menyelenggarakan program ini, Abdul Kadir Karding menyampaikan bahwa tanggapan positif dari anak-anak menjadi indikator keberhasilannya.
“Saya kira kalau kita tanya anak-anak kecil seperti ini kan adalah jawaban jujur ya. Kalau kita tanya ini bagus atau enak, Alhamdulillah jawaban anak-anak positif, dan saya kira pelayanan juga bagus,” ungkapnya.
Selain memberikan manfaat langsung kepada anak-anak, program MBG juga dinilai mampu membangkitkan roda ekonomi daerah melalui rantai pasok makanan.
“Pasti dong. Jadi gini ya, program ini, contoh satu desa dulu dapat Rp 1 miliar, sekarang dengan adanya program MBG ini, satu tahun, satu desa bisa mengelola uang sebesar Rp 8 miliar,” ungkapnya.
“Bayangkan uang sebesar itu beredar di satu titik, misalnya bahan makanan dari desa setempat, yang masak dari masyarakat setempat, itu akan memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,” sambungnya.
Abdul Kadir Karding juga menyampaikan bahwa kementeriannya mendukung kebijakan ini agar menjadi kebijakan mainstream, terutama di kantong-kantong pekerja migran.
“Jadi kami ini adalah kementerian khusus ya, dalam artian segmennya adalah pekerja migran. Jadi kami sudah mendorong agar kebijakan MBG ini menjadi mainstream. Maka kita dorong kantong-kantong pekerja migran di Jogja, Semarang, Cirebon, NTT, dan NTB. Ke depan, kita terus dorong ada perhatian khusus terhadap pekerja-pekerja migran agar dapat MBG juga,” jelasnya.
Diketahui, peninjauan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, di antaranya Kepala Biro Keuangan dan Umum, Ramadhan; Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hengky Pramono; Sekretaris Direktur Jenderal Pelindungan, Dayan Victor Imanuel Blegur; Direktur Reintegrasi dan Penguatan Keluarga, Hadi Wahyuningrum; Staf Khusus Bidang Optimalisasi Pelindungan Ekonomi, Bintang Wahyu Saputra; serta Juru Bicara dan Tenaga Ahli Utama, Gina Fita.